Biasanya pasangan suami istri akan mandi usai berhubungan intim. Di samping membersihkan keringat yang menempel, mandi juga bisa memberikan kesegaran dan kesehatan tersendiri usai berhubungan intim.
Walaupun begitu, ada dua hal yang perlu dihindari saat mandi. Alih-alih, membuat bersih dan sehat, kedua hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Apa saja itu? Berikut dua hal tersebut dikutip dari berbagai sumber.
Mandi bisa membuat Anda merasa bersih dan santai usai bercinta. Jika Anda ingin mandi, ada beberapa hal yang harus dilakukan.
Hindari sabun
Dari beberapa sumber penelitian, bagian dalam area genital setelah seks akan membengkak. Hal itu akan membuat kemaluan tersebut super sensitif saat terkena sabun.
Pasalnya, sabun mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi parah. Maka dari itu,, Anda harus hindari sabun. Alangkah baiknya, usai berhubungan intim, basuh area kewanitaan dengan air biasa, tanpa sabun.
Sebagai pengganti sabun, gunakanlah cairan pembersih khusus area kewanitaan, Resik V Godokan Sirih misalnya. Produk kewanitaan yang memiliki kandungan ekstrak daun sirih itu mampu membuat area kewanitaan harum, kesat, serta bebas gatal dan bau tak sedap.
Jangan bilas pakai air hangat
Setelah berhubungan intim, beberapa pasangan akan mandi air hangat. Hal itu dipercaya akan lebih dan dianggap cara terbaik untuk mengakhirinya sesi bercinta.
Padahal, pemikiran itu tidak benar. Pasalnya, Vulva (organ eksternal wanita) yang membengkak karena rangsangan seksual dapat mengarah pada pembukaan area kewanitaan. Maka dari itu, area genital wanita rentan terhadap infeksi.
Selain itu, mandi air hangat dapat membuat area kewanitaan rentan terhadap infeksi dari kulit suaminya. Pakailah air biasa, bukan air hangat.
Yuk, perhatikan tata cara mandi usai berhubungan intim tersebut agar kesehatan area kewanitaan Anda dan organ intim suami senantiasa terjaga!