Keberadaan media sosial seperti Facebook dan Instagram membuat pengunggahan foto semakin mudah. Foto diri pun dapat dengan mudah dilihat oleh orang lain, termasuk foto saat Anda belum berhijab.
Lalu, bagaimana nasib foto tersebut ketika Anda sudah mengenakan hijab? Ada sebagian orang yang memilih untuk menghapus atau meng-archive foto lamanya di media sosial karena menganggap haram auratnya terlihat orang lain. Sebagian lainnya, menganggap hal itu tidak berdosa sehingga tetap membiarkan fotonya terlihat publik.
Di balik banyak pendapat tersebut, sebenarnya apa hukum agama Islam terkait memajang foto yang tampak auratnya?
Lembaga Fatwa Mesir mengatakan bahwa foto mewakili orang yang menjadi objeknya. Dengan begitu, memajang foto tanpa hijab di media sosial sama saja dengan memamerkan aurat.
Memajang foto lama saat masih belum berhijab juga sama saja dengan memperlihatkan masa lalu yang kurang baik. Di saat Anda sudah mulai menuju ke arah yang lebih baik dan sesuai syariat agama.
Padahal, hadis Rasulullah SAW mengatakan bahwa dosa membuka masa lalu yang kurang baik itu cukup besar.
"Setiap umatku akan dimaafkan, kecuali yang terang-terangan. Salah satu bentuk terang-terangan tadi ialah ketika seseorang berbuat dosa di malam hari lalu Allah menutupinya semalaman, namun keesokan harinya ia malah bercerita kepada temannya, 'Hai Fulan, tadi malam aku berbuat ini dan itu!'. Allah telah menutupinya semalaman, namun keesokannya ia justru membongkar tutupan Allah". (Mutaffaq Alaih).
Pada kesimpulannya, menyimpan foto tanpa hijab boleh saja asal sebagai koleksi pribadi dan tidak dipajang di media sosial. Foto tersebut hanya boleh dilihat oleh sesama jenis atau orang yang menjadi mahram Anda saja.
Apabila masih ada foto tanpa hijab di media sosial, segera hapus atau simpan foto Anda di-archive. Biarkan orang melihat kecantikan diri Anda yang baru saat sudah mengenakan hijab.
